Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

MENJADI RENDAH HATI

BC - 12172N | Monday, 01 December 2025

Bacaan Hari ini:
Yes.2:1-5
 Yes.4:2-6
Mat.8:5-11
( Pw. B. Dionisius  & Redemptus, Biar wMrt )

Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya. "Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Matius 8:7-8

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Hari ini adalah hari Senin dalam oktaf masa Adven Pertama. Bacaan Injil pada hari ini menampilkan kisah Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum. Kisah ini sangat menarik karena tiga alasan. Pertama, yang sakit adalah hamba dari perwira tersebut. Tetapi walaupun status atau keberadaannya hanya sebagai hamba, namun perwira itu mau memberi perhatian. Padahal saat itu, seorang hamba hampir sama nilainya dengan barang atau benda yang dengan gampang dapat diperjualbelikan. Sebab pada dasarnya, seorang hamba tidak mempunyai hak atas dirinya, selain mengharapkan belas kasih dari tuan atau majikannya. Maka disinilah kita melihat bahwa sang perwira sekaligus majikan dari hamba yang sakit itu, menunjukkan kerendahan hatinya. Dengan kerendahan hatinya, perwira itu tidak membiarkan hambanya menderita sakit. Perwira itu tidak berpikir bahwa dia kan cuma hamba, bukan anak atau anggota keluarga. Perwira itu pun tidak berpikir bahwa dia bisa mencari atau membeli hamba yang lain dengan mudah.

Saudara-saudari terkasih,
Alasan kedua, yang membuat kisah Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira menjadi sangat menarik ialah kenyataan bahwa perwira itu memutuskan untuk pergi menemui Yesus seorang diri. Dengan demikian, perwira itu memiliki harapan yang sangat besar supaya Tuhan Yesus berkenan untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Inilah bukti lain dari sikap kerendahan hati yang dimiliki oleh perwira itu. Sebab sebagai orang yang memiliki pangkat dan kedudukan yang tinggi, perwira itu bisa saja menyuruh orang lain atau menyuruh bawahannya untuk mencari Yesus supaya Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit. Tetapi hal itu, tidak dilakukan oleh perwira tersebut. Maka dari sini kita melihat bahwa, perwira itu telah menjadikan hambanya sebagai bagian dari keluarganya, yang sangat berarti. Selain itu, perwira yang memiliki pangkat, kedudukan dan dihormati oleh bawahanya telah merendahkan dirinya setara atau sama dengan hambanya yang lagi sakit. Perwira itu menunjukan betapa pentingnya nyawa dari bawahannya.

Saudara-saudari terkasih,
Alasan ketiga, yang membuat kisah Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira menjadi sangat menarik ialah kenyataan bahwa perwira itu memiliki iman yang lsungguh uar biasa. Iman perwira itu dapat kita lihat dari perkataannya, agar Yesus tidak perlu datang ke rumahnya. Sebab perwira itu amat yakin dan percaya bahwa apa pun yang Yesus katakan akan terjadi. Yesus mempunyai kuasa yang bisa bekerja dari jauh. Dan hal inilah yang diyakini oleh perwira tersebut. Perwira itu memiliki pemahaman yang demikian karena berangkat dari pengalaman perwira itu sendiri. Sebagai atasan atau pemimpin, perwira itu bisa menyuruh apa saja kepada bawahannya dan apa yang dia suruh akan dilaksanakan oleh bawahannya. Danpada saat itu, sang perwira memandang Yesus sebagai pemimpin dan atasannya, sehingga apa pun yang Yesus pasti akan terjadi. Inilah iman, yakni keyakinan bahwa apa yang Allah katakan akan menjadi kenyataan. Kalau ada orang yang sakit, Allah katakan sembuh dan kita percaya dengan sepenuh hati, maka orang yang sakit itu akan sembuh. Percaya bahwa apa yang Allah katakan pasti akan terjadi.

Saudara-saudari terkasih,
Perbuatan perwira yang bersikap rendah hati dan sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus menjadi teladan yang baik bagi kita. Apalagi pada saat ini kita sedang dalam masa mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus hanya hanya menunggu hitungan hari. Kita perlu belajar untuk merendahkan diri kita, tidak menganggap orang lain lebih rendah dari diri kita dan tidak menempatkan diri kita lebih tinggi dari orang lain. Kita juga belajar dari perwira yang menyadari kesalahannya, sehingga menganggap dirinya sebagai orang berdosa yang tidak layak menerima Yesus. Sebab kita pun terkadang kurang menyadari bahwa sebagai manusia, kita sering berbuat dosa, sehingga tidak layak menerima Yesus dalam hati kita. Untuk itu kita diberi kesempatan bertobat di masa adven ini. Selain itu, kita juga belajar dari perwira yang benar-benar yakin bahwa apa pun yang Yesus katakan dan sabdakan lewat kitab suci akan terlaksana. Di sinilah pentingnya kita mengetahui bahwa, perkataan dan perintah Yesus nyata. Tuhan Yesus mengatakan jangan takut dan kita percaya, maka ketakutan kita hilang.

REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah belajar menjadi orang rendah hati, lewat cinta dan perhatian kepada sesama kita yang miskin dan hina?

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, perwira Romawi telah menunjukkan teladan, supaya kami belajar menjadi orang yang rendah hati dengan menunjukkan cinta dan perhatian kepada sesama yang dianggap berdosa, lemah, hina dan miskin. Semoga di masa adven ini kami berusaha menjadi lebih baik lagi. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.